Kupang | Sapujagadnews.com – Rencana pembangunan pabrik semen di kampung Lengko Lolok dan Luwuk, Desa Satar Punda,Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), menuai pro-kontra.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan pembangunan di daerah yang dipimpinnya itu membutuhkan semen.
“Saya hanya mengizinkan pabrik semen. Pabrik lain di luar semen, apakah itu emas, tidak akan saya izinkan. Saya izinkan karena memang ada kebutuhan,” kata Viktor kepada Media Indonesia, Minggu (26/4).

Rencana pembangunan pabrik semen di Manggarai Timur mendapat penolakan sebagian warga karena alasan lingkungan hidup.
Akan tetapi, Viktor memastikan pembangunan semen di sana tidak akan merusak lingkungan dan tidak akan merugikan warga setempat.
Dilansir MediaIndonesia, Gubernur Victor menyampaikan bahwa kebutuhan semen di NTT setiap tahun mencapai 1,2 juta ton/tahun. Belum lagi kebutuhan semen di Timor Leste mencapai 600 ribu ton/tahun.
Saat ini NTT hanya mampu menghasilkan 250 ribu ton/tahun.“Produksi Semen Kupang saat ini hanya mampu mencapai 250 ribu ton per tahun. Kami defesit semen 950 ribu ton per tahun.
Kekurangan itu, selama ini, kami datangkan dari Jawa,” katanya.Karena itulah, kata Victor, ia meminta Bupati Manggarai Timur Agas Andreas untuk mengizinkan pembangunan pabrik semen di daerahnya.
“Kalau tidak diizinkan, saya akan pindahkan pabrik itu ke Timor. Kebetulan di Timor banyak bahan bakunya.” ujarnya.

Menurut Viktor, pabrik semen di Manggarai Timur itu untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kata dia, saat ini pemerintah sedang membangun besar-besaran di Flores.
“Pemprov NTT, kata dia, alan membangun sepanjang 1.000 km dari Labuan Bajo menuju Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, pasti membutuhkan semen,” katanya.
Ia berharap masyarakat bisa memahami dasar pemikiran pembangunan pabrik semen di Manggarai Timur karena di daerah itu berlimpah bahan baku.
Tidak mungkin saya bangun di Sumba, karena di sana tidak ada bahan baku,” katanya.Seandainya masyarakat di Manggarai Timur tetap menolak, kata Viktor, ia akan memindahkan pabrik semen ke Timor.
“Kalau swasta tidak bisa membangun, pembangunannnya diambil alih Pemprov. Saya hanya mengizinkan pabrik semen karena memang dibutuhkan. Pabrik lainnya tidak mungkin saya izinkan,” kata Viktor.
Menurut Viktor, jika produksi pabrik semen di Matim berlimpah, akan diekspor ke Timor Leste dan Darwin, Australia. Di dua daerah itu, kata dia, juga membutuhkan semen. (Red)
No Responses